Pengertian Akulturasi: Manfaat, Contoh, Dampak & Bentuk
Pengertian Akulturasi – Mungkin ada diantara Anda yang mungkin masih sedikit asing dengan istilah akulturasi. Kata yang berhubungan dengan budaya ini memang cukup jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan cenderung hanya dipakai oleh beberapa kalangan saja.
Nah, untuk menambah wawasan maka tidak ada salahnya kali ini kita membahas tentang pengertian akulturasi dan apa saja hal yang terkait dengannya.
Daftar Isi
Pengertian Akulturasi Secara Etimologis dan Terminologis
Apa sebenarnya arti dari kata akulturasi? Kata akulturasi berasal dari bahasa Latin yakni “acculturate” yang memiliki artian “berkembang” dan “tumbuh bersama”. Sementara menurut istilahnya, akulturasi sendiri merupakan proses perpaduan dari 2 budaya berbeda yang kemudian menghasilkan suatu budaya baru tanpa menghilangkan unsur asli dari budaya tersebut.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi diterjemahkan sebagai percampuran antara 2 kebudayaan atau lebih yang kemudian bertemu serta saling memengaruhi. Dalam kenyataannya, akulturasi cenderung terjadi dimana budaya minoritas mengadopsi budaya milik mayoritas dan umum terjadi di komunitas imigran atau pendatang.
Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli
Apakah penjelasan dari kata dan istilah di atas belum membuat Anda memahami pengertian akulturasi? Nah, agar dapat lebih memahami pengertian dari istilah ini, berikut ini ada beberapa pengertian yang dijabarkan oleh kalangan ahli antara lain;
1. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat yang menjelaskan akulturasi sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan masuknya kebudayaan asing secara perlahan dan dapat diterima tanpa mengikis kebudayaan asli dari masyarakat tersebut.
2. Soerjono Soekanto
Sementara Soerjono Soekanto memberikan pengertian akulturasi sebagai suatu proses yang muncul jika sekumpulan masyarakat dengan suatu kebudayaannya dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing, yang ada unsur kebudayaan asing tersebut perlahan akan membaur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak menghapus dua kepribadian unsur kebudayaan tersebut.
3. John W. Berry
Menurut John W. Berry, akulturasi merupakan suatu proses perubahan budaya dan psikologis yang terjadi akibat adanya kontak antara dua kelompok.
4. Dwi Hayudiarto
Menurut Dwi Hayudiarto (2005:37), akulturasi adalah proses sosial yang terjadi ketika sekelompok orang dengan budaya tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur budaya asing sedemikian rupa sehingga unsur budaya asing tersebut diterima secara bertahap dan menjadi budaya mereka sendiri tanpa kehilangan jati diri budaya asli.
5. Muhammad Hasyim
Menurut Muhammad Hasyim (2011), arti akulturasi adalah perpaduan dua budaya yang berbeda dalam kehidupan yang harmonis dan damai.
Faktor Penyebab Akulturasi
Akulturasi di dalam masyarakat memiliki beberapa faktor penyebab, diantaranya adalah:
1. Faktor Internal
Faktor penyebab yang pertama adalah karena faktor internal, yaitu yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Beberapa faktor internal tersebut yaitu;
- Faktor internal yang pertama adalah karena jumlah penduduk yang semakin bertambah dan berkurang karena adanya kelahiran, kematian, dan migrasi.
- Faktor yang kedua adalah karena adanya penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
- Adanya proses penyempurnaan (inovasi) terhadap penemuan-penemuan baru sehingga menambah atau mengganti sesuatu yang ada di masyarakat.
- Selanjutnya adalah karena terjadinya konflik di dalam masyarakat, baik antar individu maupun kelompok.
- Terakhir, juga dapat diakibatkan oleh pemberontakan atau revolusi pada suatu negara.
2. Faktor Eksternal
Untuk faktor eksternal, akulturasi sendiri diakibatkan oleh faktor-faktor yang berasal dari luas masyarakat, yang meliputi:
- Terjadinya perubahan alam yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
- Terjadinya peperangan pada suatu negara.
- Adanya pengaruh kebudayaan asing melalui proses difusi (penyebaran budaya), akulturasi, dan asimilasi.
Manfaat Terjadinya Akulturasi
Sebagai suatu proses sosial yang selalu terjadi pada komunitas maupun masyarakat, pastinya akulturasi memiliki manfaat tersendiri.
Salah satu manfaat akulturasi yang paling banyak dirasakan adalah munculnya berbagai gagasan baru bagi perkembangan suatu masyarakat yang berkaitan dengan budaya baru namun di lain sisi mereka tidak kehilangan budaya lama dan jati diri bangsa.
Dengan demikian, suatu masyarakat memiliki pikiran yang lebih terbuka dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kemajuan global tanpa harus meniru sisi negatif budaya baru.
Terjadinya Proses Akulturasi
Karena berupa suatu proses, maka terjadinya suatu akulturasi dalam suatu masyarakat pun terjadi lewat suatu kontak, yang dapat dibedakan menjadi;
- Kontak sosial yang terjadi kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa ada pengecualian.
- Kontak budaya yang terjadi meliputi beberapa kondisi tertentu misalnya pertemanan ataupun permusuhan.
- Kontak budaya yang terjadi antar kelompok yang meliputi berbagai unsur misalnya teknologi, ekonomi, agama dan ilmu pengetahuan.
- Kontak budaya yang terjadi antar masyarakat,tanpa memandang jumlah warga yang dimiliki.
- Kontak budaya yang terjadi antar sistem, mulai dari sistem sosial, budaya ataupun unsur budaya fisik.
Bentuk Akulturasi
Berikut ini ada beberapa bentuk akulturasi yang terjadi di dalam masyarakat:
- Substitusi; yaitu suatu proses penggantian unsur budaya yang lama diganti dengan unsur budaya yang baru dengan memberikan nilai tambah bagi penggunanya.
- Sinkretisme; yaitu proses terbentuknya suatu sistem baru sebagai akibat perpaduan unsur budaya lama dengan unsur budaya baru. Sinkretisme dapat terjadi pada sistem keagamaan.
- Penambahan (addition); yaitu proses pemberian nilai tambah terhadap unsur budaya lama dengan unsur budaya baru.
- Penggantian (deculturation); yaitu proses akulturasi dimana unsur budaya yang lama digantikan oleh unsuru budaya yang baru. Contoh; delman yang digantikan oleh angkutan umum.
- Originasi; yaitu proses masuknya unsur budaya baru yang memberikan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Contoh; listrik masuk desa terpencil.
- Penolakan (rejection); yaitu penolakan terhadap budaya yang baru karena dianggap memberikan dampak negatif dimana masyarakat tidak siap atau tidak setuju dengan pembauran budaya tersebut.
Dampak Akulturasi
Akulturasi ini memberikan dampak untuk masyarakat, menurut Beni Ahmad Saebani (2012:191) berikut ini beberapa dampak akulturasi yang terjadi di masyarakat:
- Dampak yang pertama adalah terjadinya perubahan cara pandang individu mengenai kehidupan masyarakat. Misalnya; berubahnya cara berkomunikasi yang dulunya secara langsung, sekarang dapat dilakukan melalui berbagai media (telepon, pesan singkat, media sosial).
- Selanjutnya, akulturasi juga menyebabkan perubahan dalam hubungan sosial di masyarakat. Misalnya hal-hal yang dulunya dianggap tabu sekarang dibicarakan lebih terbuka.
- Dampak akulturasi selanjutnya adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat. Misalnya penggunaan smartphone di semua lapisan masyarakat.
- Dampak akulturasi selanjutnya adalah terjadi perubahan mentalitas, rasa malu, dan keahlian masyarakat. Misalnya adanya persamaan hak dan tanggung jawab wanita dan pria dalam berbagai bidang, khususnya hak politik.
Contoh Akulturasi
Tanpa disadari, budaya yang dianut oleh masyarakat saat ini juga merupakan hasil dari proses akulturasi yang terjadi sejak lama. Akulturasi juga terjadi pada berbagai aspek kehidupan antara lain;
1. Bidang Seni Rupa
Seni rupa menjadi salah satu bukti terjadinya akulturasi budaya asing. Salah satu contoh akulturasi bidang seni rupa dari budaya luar adalah seni kaligrafi yang merupakan perpaduan seni lukis estetis Arab dan seni ukir. Bukti dari akulturasi bisa Anda lihat pada motif batik, dekorasi masjid, nisan, keramik hingga keris di Indonesia yang dihiasi kaligrafi.
2. Bidang Seni Bangunan
Anda juga bisa menemui contoh akulturasi pada berbagai bangunan. Misalnya adalah bangunan candi yang merupakan wujud akulturasi antara budaya Indonesia dan India. Bangunan yang termasuk ke dalam salah satu bentuk bangunan di zaman megalitikum antara lain punden berundak yang mendapat pengaruh langsung kebiasaan Hindu Budha.
3. Gaya Berpakaian
Anda dapat melihat contoh akulturasi pada gaya berpakaian masyarakat Indonesia yang juga mendapat pengaruh dari budaya asing maupun budaya antar suku.
Misalnya orang Betawi yang memiliki pakaian adatnya sendiri yang berupa penutup kepala (destar) dan baju jas yang menutup hingga ke bagian leher (jas tutup) dikenakan bersama setelan celana panjang.
Tak hanya itu, pakaian adat pria Betawi juga menggunakan kain batik yang dililitkan ke bagian pinggang bersama dengan sebilah belati. Sementara wanitanya mengenakan baju kebaya, selendang panjang menutup bagian kepala dan juga kain batik. Lain lagi pada pakaian pengantinnya yang juga mengalami perpaduan dengan budaya Arab dan Cina.
4. Seni Pahat
Seni pahat masyarakat di Indonesia banyak terpengaruhi oleh kebudayaan India. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya macam patung Budha dengan gaya Gandara yang ada di kota Bangun, Kutai serta patung Budha dengan gaya Amarawati yang bisa ditemukan di wilayah Sikendeng (Sulawesi Selatan).
5. Seni Sastra
Bidang sastra masyarakat Indonesia juga mendapat pengaruh dari Hindu-Budha seperti yang dapat dilihat dari berbagai prasasti kuno yang tersebar di penjuru daerah.
Beberapa prasasti zaman kerajaan bisa ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Timur dan lainnya ditulis dalam huruf Pallawa serta menggunakan bahasa Sansekerta membuktikan bahwa akulturasi budaya sudah terjadi pada masa-masa tersebut.
6. Kalender
Akulturasi budaya juga bisa dilihat pada penanggalan India yang sejak lama diadopsi Indonesia. Penanggalan ini digunakan untuk tahun Saka di Indonesia. Ada pula Candra Sangkala atau yang dikenal dengan konogram yang berupa angka huruf dalam susunan kalimat maupun gambar kata.
7. Pemerintahan
Sistem pemerintahan di Indonesia pada zaman dahulu juga merupakan hasil dari akulturasi dengan kebudayaan Hindu-Budha. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya perubahan tatanan sistem yang awalnya memiliki seorang kepala suku kemudian berubah menjadi tatanan kerajaan yang di dalamnya memiliki raja.
8. Adat Kebiasaan
Adat kebiasaan juga menjadi salah satu bukti akulturasi yang kemudian terus dipelihara dengan baik sehingga menjadi tradisi masyarakat tertentu atau bahkan satu bangsa.
Misalnya pada tradisi berbagi rezeki saat di hari raya yang merupakan hasil akulturasi antara budaya Tionghoa dengan Islam. Misalnya di hari raya Imlek, dimana komunitas Tionghoa memiliki tradisi untuk membagikan angpau pada anak-anak kecil.
Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia pun memiliki tradisi berbagi rezeki kepada anak-anak kecil saat hari raya Idul Fitri.
——-
Beberapa contoh di atas membuktikan bahwa akulturasi merupakan salah satu proses yang sudah terjadi sejak zaman dahulu, bahkan masa pra-sejarah. Proses ini masih terus berjalan seiring dengan terjadinya berbagai macam interaksi yang dilakukan masyarakat ataupun suatu komunitas dengan bangsa lain.
Proses akulturasi pun juga semakin dimudahkan dengan perkembangan teknologi dimana masyarakat dapat melakukan kontak lebih cepat dan mudah. Yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana generasi dapat mempertahankan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia dan tetap mengikuti perkembangan zaman.
Demikianlah penjelasan pengertian akulturasi, serta berbagai macam manfaat, dan contohnya di Indonesia. Semoga dapat menambah wawasan Anda.