FUNGSI PENGGERAKAN

 FUNGSI PENGGERAKAN

Dengan adanya rencana dan organisasi, maka selanjutnya dapatlah dimulai tahap berikutnya yakni Peggerakan (Actuating) terhadap orang-orang sesuai dengan rencana dan organisasi yang telah ditetapkan. Jadi penggerakan itu pada hakekatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisiensi.

Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdurachman, bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja. Pada dasarnya menggerakkkan orang-orang itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Untuk dapat menggerakkannya, dituntut bahwa manajemen haruslah mampu atau mempunyai seni untuk untuk mengerakkan orang lain. Kemampuan atau seni untuk mengerakkan orang lain itu disebut sebagai Kepemimpinan (Leadership).

Kepemimpinan sering pula diartikan sebagai kemampuan atau seni untuk mempengaruhi orang-orang lain supaya mau dan dapat bekerja mengikuti kemauan manajemen.

Sasaran dari pengerakan adalah untuk mendapatkan ketaatan, disiplin, kepatuhan dan kesediaan untuk mengerjakan tugas-tugas yang dilimpahkan kepada seseorang dengan sebaik-baiknya, atau untuk membuat seseorang menjadi pengikut. Sedang tujuan dari penggerakkan ialah agar manajemen dapat berhasil secara efektif dan efisien.

Fungsi-Fungsi Penggerakan :

  1. Untuk mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi pengikut.
  2. Melunakkan daya resistensi pada seseorang atau orang-orang.
  3. Untuk membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
  4. Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan, kecintaan kepada pimpinan, tugas serta organisasi tepat mereka bekerja.
  5. Untuk menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab secara penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, negara, masyarakat serta tugas yang diembannya.

Terminologi untuk Penggerakan

Dalam bahasa asingnya, terdapat beberapa istilah yang merupakan terminologi untuk penggerakan, diantaranya adalah :

  1. Directing :  yakni menggerakkan orang-orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan.
  2. Actuating : yakni menggerakkan orang lain secara umum.
  3. Leading : yakni menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri di muka orang-orang yang digerakkan, membawa mereka menuju suatu tujuan tertentu serta memberikan contoh-contoh.
  4. Commanding : yakni menggerakkan orang lain yang disertai adanya unsur paksaan.
  5. Motivating : yakni menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu memberikan alasan-alasan mengapa hal tertentu harus dilaksanakan.
Baca Juga  Pengertian Debat Adalah….. Tujuan, Fungsi, Unsur dan Ciri Debat

Arti kepemimpinan dan Pemimpin

Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin.

Kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Perlu diingat bahwa seorang pemimpin belum tentu punya jiwa kepemimpinan atau sebaliknya seorang yang punya jiwa kepemimpinan belum tentu bisa memimpin.

Mengapa, bawahan tunduk pada atasan ? Pimpinan memiliki power/kekuasaan/wewenang. Kekuasaan/power/wewenang adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga perilaku orang tersebut sesuai dengan yang diharapkan.

Lima dasar power atau wewenang tersebut diperinci sebagai berikut :

  1. Legitimate power : Bersifat formal atau wewenang yang sah
  2. Referent power : Berasal dari prilaku lain/meniru, dapat dikatakan sebagai wewenang bawahan/kharisma.
  3. Expert power : Berasal dari keahliannya dalam bidang tertentu (wewenang ahli)
  4. Coersive power : Berasal dari kemampuan memberi hukuman bagi yang tidak menurut/melanggar (wewenang paksaan)
  5. Reward power : Karena selalu memberi imbalan (motivasi) material (wewenang hadiah)

Teori Kepemimpinan ada 3 macam :

  1. Teori kejiwaan
  2. Teori keturunan
  3. Teori lingkungan

Pendelegasian Wewenang

Bakat kepemimpinan seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya tingkah laku, kewibawaan, pendelegasian wewenang dan lain sebagainya.

  • Arti pentingnya delegasi wewenang

Seorang pemimpin harus menyadari sepenuhnya bahwa semakin besar organisasi/perusahaan yang ditangani dan semakin komplek pula urusannya, dalam pelaksanaanya pemimpin tersebut tidak mungkin dapat menangani sendiri maka pekerjaan perlu didelegasikan kepada stafnya.

  • Hambatan dalam pendelegasian, Wewenang

Dalam praktek, mungkin saja terjadi bahwa ada seorang pemimpin yang tidak mau mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau dalam pendelegasian wewenang tersebut hanya setengah-setengah.

Hal ini disebabkan karena :

  • Tidak percaya kepada orang lain
    • Takut tersaing
    • Terlalu percaya pada diri sendiri
    • Takut untuk bertanggung jawab

 Unsur pokok dalam pendelegasian wewenang :

  1. Seorang pemimpin harus menghayati dan menyadari akan arti pentingnya delegasi wewenang.
  2. Seorang peminpin harus menyadari sepenuhnya bahwa semua tanggung jawab ada di pundaknya
  3. Seorang pemimpin dalam pendelegasian wewenang harus menentukan siapa-siapa yang akan diserahi tugas.
Baca Juga  Pengertian Bela Negara, Sejarah, Fungsi, Unsur dan Contohnya!

Pendekatan terhadap kepemimpinan

Masalah didalam kepemimpinan adalah menyangkut hubungan antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya pada situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu untuk mengurangi atau menghilangkan masalah tersebut dilakukan berbagai upaya pendekatan.

Pendekatan terhadap kepemimpinan ada tiga yaitu :

1.Ditinjau dari segi kondisi pemimpin, dalam hal ini dapat dilihat keadaan :

  1. Kemampuan daya pikir
  2. Keseimbangan emosi atau perasaan
  3. Keuletan dan tanggung jawab
  4. Kefasihan berbicara

2. Ditinjau dari segi pengikut :

Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor psikis daripada faktor-faktor fisis.

3. Ditinjau dari segi lingkungan :

Dalam pendekatan ini tercakup adanya 3 (tiga) aspek, yakni :

  1. Pemimpin dengan sifat-sifat psikisnya
  2. Pengikut dengan berbagai persoalannya, sikapnya serta kebutuhan-kebutuhanya.
  3. Situasi kelompok di mana pemimpin dan pengikut berkembang.

Tipe-tipe Kepemimpinan

  1. Athoritarian Leadership
  2. Democratic Leadership
  3. Paternalistic Leadership
  4. Situational Leadership

Syarat-Syarat Pemimpin yang baik :

Di Indonesia terkenal adanya Kepemimpinan Pancasila seperti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro,  di mana seorang pemimpin dikatakan baik apabila memiliki jiwa dan watak :

  • Ing ngarso sung tulodho
  • Ing madya mangun karso
  • Tut wuri handayani

Untuk mendukung hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka dituntut persyaratan-persyaratan tertentu, agar semuanya dapat terlaksana, yakni bahwa seorang pemimpin haruslah:

  • Sehat, baik jasmani maupun rohaninya
  • Berpendidikan serta mempunyai pengalaman yang cukup luas
  • Setia, jujur dan adil
  • Memiliki kekuatan (power) serta kemantapan emosi
  • Sederhana cakap berkomunikasi dan sebagainya

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *